9 Langkah Cara Membuat Kompos Dari Sisa Dapur

9 Langkah Cara Membuat Kompos Dari Sisa Dapur

9 Langkah Cara Membuat Kompos Dari Sisa Dapur

9 Langkah Cara Membuat Kompos Dari Sisa Dapur

Membuat kompos dari sisa dapur adalah salah satu cara untuk mengurangi sampah organik dan sekaligus mendapatkan pupuk organik yang bermanfaat untuk tanaman. Kompos adalah hasil penguraian bahan organik oleh organisme pengurai, seperti cacing tanah, bakteri, jamur, dan lain-lain. Kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah, menyediakan nutrisi bagi tanaman, dan menghemat biaya pembelian pupuk.

Cara membuat kompos dari sisa dapur cukup mudah dan sederhana. Anda hanya membutuhkan beberapa bahan dan alat yang tersedia di rumah, seperti sisa dapur organik, wadah, sekop, air, dan tanah. Berikut adalah 9 langkah cara membuat kompos dari sisa dapur yang dapat Anda coba di rumah.

1. Kumpulkan sisa dapur organik

Sisa dapur organik adalah bahan utama untuk membuat kompos. Anda dapat mengumpulkan sisa dapur organik yang sudah tidak layak konsumsi atau tidak terpakai, seperti kulit buah, kulit telur, sayuran busuk, kertas bekas, teh celup, kopi bubuk, dan lain-lain. Hindari menggunakan sisa dapur anorganik, seperti plastik, kaca, logam, atau bahan kimia.

Pisahkan sisa dapur organik berdasarkan jenisnya menjadi dua kelompok: bahan hijau dan bahan cokelat. Bahan hijau adalah bahan yang mengandung nitrogen tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, kopi bubuk, dan teh celup. Bahan cokelat adalah bahan yang mengandung karbon tinggi, seperti kertas bekas, kulit telur, daun kering, dan jerami. Perbandingan ideal antara bahan hijau dan bahan cokelat adalah 1:2 atau 1:3.

2. Cacah sisa dapur organik menjadi bagian-bagian kecil

Setelah mengumpulkan sisa dapur organik, Anda perlu mencacahnya menjadi bagian-bagian kecil dengan menggunakan pisau atau blender. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penguraian oleh organisme pengurai. Semakin kecil ukuran bahan organik, semakin cepat pula proses pembuatan kompos.

3. Siapkan wadah untuk membuat kompos

Wadah yang digunakan untuk membuat kompos dapat berupa ember plastik dengan penutupnya, tong sampah berlubang, kotak kayu berlubang, atau tempat sampah komersial yang khusus untuk pengomposan. Pastikan wadah memiliki lubang-lubang kecil di bagian bawah dan samping untuk memungkinkan udara masuk dan keluar serta air mengalir keluar.

Letakkan wadah di atas penyangga agar tidak bersentuhan langsung dengan lantai. Penyangga dapat berupa batu bata atau kayu. Siapkan juga nampan atau alas di bawah wadah untuk menampung air hasil pengomposan yang dapat digunakan sebagai pupuk cair.

4. Isi wadah dengan lapisan-lapisan bahan organik

Mulailah mengisi wadah dengan lapisan-lapisan bahan organik secara bergantian antara bahan hijau dan bahan cokelat. Setiap lapisan sebaiknya memiliki ketebalan sekitar 5-10 cm. Pastikan lapis

5. Basahi lapisan-lapisan bahan organik dengan air

Setelah mengisi wadah dengan lapisan-lapisan bahan organik, Anda perlu membasahinya dengan air secukupnya. Air berfungsi untuk menjaga kelembaban bahan organik agar proses penguraian dapat berlangsung dengan baik. Jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit memberikan air. Bahan organik yang terlalu basah akan menghambat sirkulasi udara dan menyebabkan bau busuk. Bahan organik yang terlalu kering akan menghambat aktivitas organisme pengurai dan memperlambat proses pengomposan.

Untuk mengecek kelembaban bahan organik, Anda dapat mencoba memerasnya dengan tangan. Jika keluar air tetapi tidak menetes, maka kelembabannya sudah cukup. Jika keluar air dan menetes, maka kelembabannya terlalu banyak dan perlu ditambahkan bahan cokelat. Jika tidak keluar air sama sekali, maka kelembabannya terlalu sedikit dan perlu ditambahkan air.

6. Tutup wadah dengan penutup atau plastik

Langkah selanjutnya adalah menutup wadah dengan penutup atau plastik yang rapat. Hal ini bertujuan untuk menjaga suhu dan kelembaban bahan organik agar tetap stabil dan optimal untuk proses pengomposan. Selain itu, menutup wadah juga dapat mencegah masuknya hama atau hewan peliharaan yang dapat mengganggu proses pengomposan.

Jika Anda menggunakan wadah yang tidak memiliki penutup, Anda dapat menggunakan plastik hitam atau karung goni untuk menutupnya. Pastikan plastik atau karung goni tidak mudah terbang oleh angin atau terbuka oleh hewan.

7. Aduk bahan organik secara berkala

Untuk mempercepat proses pengomposan, Anda perlu mengaduk bahan organik secara berkala dengan menggunakan sekop atau garpu taman. Aduk bahan organik setiap 1-2 minggu sekali agar sirkulasi udara dan distribusi nutrisi menjadi lebih baik. Aduk juga bahan organik jika Anda menambahkan sisa dapur baru ke dalam wadah.

Saat mengaduk bahan organik, Anda juga dapat mengecek suhu dan kelembaban bahan organik. Suhu ideal untuk proses pengomposan adalah sekitar 40-60 derajat Celcius. Jika suhunya terlalu tinggi, Anda dapat menambahkan air atau bahan cokelat. Jika suhunya terlalu rendah, Anda dapat menambahkan bahan hijau atau EM4 (Effective Microorganism 4).

8. Tunggu hingga kompos matang

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat kompos matang tergantung pada jenis dan ukuran bahan organik, suhu dan kelembaban bahan organik, serta frekuensi pengadukan bahan organik. Biasanya, kompos matang dapat diperoleh dalam waktu 1-3 bulan.

Ciri-ciri kompos yang sudah matang adalah berwarna cokelat tua hingga hitam, berbau seperti tanah gembur, memiliki tekstur remah-remah, dan tidak memiliki sisa-sisa bahan organik yang utuh.

9. Gunakan kompos sebagai pupuk tanaman

Setelah kompos matang, Anda dapat menggunakannya sebagai pupuk tanaman. Ada beberapa cara untuk menggunakan kompos sebagai pupuk tanaman, di antaranya:

  • Campurkan kompos dengan tanah di dalam pot atau polybag sebelum menanam benih atau bibit. Perbandingan kompos dan tanah dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, tetapi umumnya sekitar 1:3 atau 1:4.
  • Taburkan kompos di atas permukaan tanah di sekitar tanaman dengan ketebalan sekitar 2-5 cm. Kompos akan menyediakan nutrisi bagi tanaman dan juga berfungsi sebagai mulsa yang dapat menjaga kelembaban dan mencegah pertumbuhan gulma.
  • Rendam sedikit kompos dalam air selama 24-48 jam, kemudian saring airnya. Gunakan air saringan kompos untuk menyiram atau menyemprot tanaman sebagai pupuk cair. Pastikan konsentrasi air saringan kompos tidak terlalu pekat agar tidak membakar tanaman.

Keuntungan dan Manfaat Membuat Kompos dari Sisa Dapur

Membuat kompos dari sisa dapur memiliki banyak keuntungan dan manfaat, baik bagi lingkungan maupun bagi tanaman. Berikut adalah beberapa keuntungan dan manfaat membuat kompos dari sisa dapur:

  • Mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau dibakar. Hal ini dapat menghemat biaya pengelolaan sampah dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti polusi udara, pencemaran air, dan pemanasan global.
  • Memanfaatkan sisa dapur yang masih memiliki nilai ekonomis sebagai bahan baku pupuk organik. Hal ini dapat menghemat biaya pembelian pupuk dan meningkatkan kesejahteraan petani atau pekebun.
  • Menyediakan pupuk organik yang berkualitas dan ramah lingkungan bagi tanaman. Kompos mengandung berbagai macam nutrisi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, besi, seng, tembaga, mangan, boron, dan lain-lain. Kompos juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), meningkatkan aktivitas biologi tanah, menetralkan pH tanah, dan menekan perkembangan penyakit tanaman.

Demikianlah contoh konten yang mebahas tentang 9 Langkah Cara Membuat Kompos Dari Sisa Dapur. Semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam membuat konten HTML yang menarik dan informatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *